Makan Kimchi Dipercaya Turunkan Risiko Tertular Covid-19
KIMCHI kuliner ciri khas Korea yang benar-benar populer seantero dunia. Ternyata ada studi menarik mengenai makan kimchi yang dihubungkan dengan Covid-19.Riset paling baru memperlihatkan jika
Kemudahan dalam Bermain Togel Online |
seorang yang rajin makan kimchi beresiko kecil terjangkiti Covid-19. Serta ada bukti pada beberapa orang yang tinggal di Korea Selatan.Profesor Kedokteran Paru di Kampus Montpellier, Prancis, dr. Jean Bousquet juga pelajari jalinan di antara tingkat kematian rendah serta ketidaksamaan skema makan nasional. Mereka mendapatkan jika beberapa negara tempat kimchi dikonsumsi membuat sisi penting serta mempunyai tingkat kematian yang bertambah rendah.Baca : Manisnya Marion Jola Gunakan Kaos Rp8 Juta, Warganet: Celana Tertinggal di Rumah?
Kimchi adalah makanan yang dibuat dari kubis yang difermentasi serta beritanya bisa menolong turunkan kandungan ACE2. ACE2 ialah satu enzim dalam membrane sel yang beberapa diketemukan di paru-paru yang dipakai oleh virus corona Covid-19 untuk titik masuk ke badan.Makan kimchi dalam jumlah yang banyak bisa turunkan jumlah ACE2 serta membuat virus bertambah susah untuk masuk ke badan. Makanan ini tinggi anti-oksidan serta bagus untuk tingkatkan kekebalan badan buat orang yang mengkonsumsinya.Team periset memerhatikan sauerkraut Jerman yang dipotong halus, seperti kol yang difermentasi dalam garam serta seringkali diberikan dengan sosis.
Dikutip Donga, Minggu (31/8/2020), semenjak Juli jumlah masalah yang dilakukan konfirmasi dengan cara kumulatif di Korea Selatan serta Jerman semasing capai 13.612 serta 201. 252 dengan cuma 291 serta 9.148 kematian yang membuahkan tingkat angka kematian sebesar 2,14 % serta 4,55 %.
Kematian semakin lebih tinggi di beberapa negara dimana kubis yang difermentasi tidak jadi makanan inti. Misalnya seperti Italia, (14,37 persen), Spanyol (9,33 persen), serta Inggris (15,43 %). Studi ini mendapatkan jika beberapa negara yang banyak konsumsi yoghurt atau kaviar seperti Yunani, Bulgaria serta Turki alami tingkat kematian yang rendah.
"Sedikit perhatian sudah diberi pada penebaran serta tingkat keparahan virus serta ketidaksamaan regional pada diet. Tapi perkembangan diet kemungkinan benar-benar berguna. Orang-tua harus masukkan sayuran fermentasi ke sarapan mereka," tandas dr Jean.
Team periset memerhatikan sauerkraut Jerman yang dipotong halus, seperti kol yang difermentasi dalam garam serta seringkali diberikan dengan sosis.
Dikutip Donga, Minggu (31/8/2020), semenjak Juli jumlah masalah yang dilakukan konfirmasi dengan cara kumulatif di Korea Selatan serta Jerman semasing capai 13.612 serta 201. 252 dengan cuma 291 serta 9.148 kematian yang membuahkan tingkat angka kematian sebesar 2,14 % serta 4,55 %.
Kematian semakin lebih tinggi di beberapa negara dimana kubis yang difermentasi tidak jadi makanan inti. Misalnya seperti Italia, (14,37 persen), Spanyol (9,33 persen), serta Inggris (15,43 %). Studi ini mendapatkan jika beberapa negara yang banyak konsumsi yoghurt atau kaviar seperti Yunani, Bulgaria serta Turki alami tingkat kematian yang rendah.
"Sedikit perhatian sudah diberi pada penebaran serta tingkat keparahan virus serta ketidaksamaan regional pada diet. Tapi perkembangan diet kemungkinan benar-benar berguna. Orang-tua harus masukkan sayuran fermentasi ke sarapan mereka," tandas dr Jean.